Jumat, 08 Februari 2013

Paulo Ferreira

Paulo Ferreira

Paulo tiba di Stamford Bridge pada 2004 ketika Mourinho mentransfernya seharga 13.2 juta Poundsterling untuk bek yang pernah meraih kemenangan di ajang Liga Champion bersamanya saat di Porto. Baik pemain maupun pelatih ini juga meraih gelar Liga Portugal dan segera menuju kemenangan di Liga Inggris, salah satu alasan kedatangan Paulo ke Chelsea adalah karena pertahanan Chelsea selalu di bombardir dengan serangan-serangan pada musim itu, dan meskipun cedera menjelang akhir musim, Ia telah memberikan kontribusi dalam meraih juara untuk pertama kalinya dalam 50 tahun terakhir dan memecahkan rekor bertahan terbaik musim itu.

Pada musim keduanya, Ia kalah bersaing dengan Gallas dan Geremi yang lebih disukai untuk menempati posisi bek kanan, meskipun Ia tetap menjadi pilihan utama di kompetisi Liga Champion, dan mencetak gol pertamanya pada ajang Piala FA kegawang Colchester.
Pada Agustus 2006, kepindahan Gallas mendatangkan saingan baru baginya, pemain bernama Khalid Boulahrouz.  Paulo juga memliki kemampuan untuk menempati posisi bek tengah sebaik bek kanan pada awal musim 2006/07. Namun Ia kembali menemukan performanya di pertengahan musim itu dan kembali menempati posisinya sebagai bek kanan secara konsisten serta kembali ke performa terbaiknya dengan memainkan peran besar dalam menutup pergerakan Christiano Ronaldo di ajang Final Piala FA. Chelsea meraih gelar pertama pada final di stadion New Wembley.
Musim berikutnya seiring kebiasaan formasi yang jarang dilakukan. Avram Grant  langsung memilih Paulo dalam skuad intinya saat dia mengambil alih kepelatihan pada September 2007 dan pemain tersebut kemudian bergantian dimainkan karena kedatangan Juliano belleti, serta mengisi posisi bek kiri ketika Ashley Cole dan Wayne Bridge absen.
Hal tersebut berlangsung sampai ia cedera saat bertanding di Piala carling pada Oktober yang menyebabkannya absen lima minggu untuk pemulihan.
Pada bulan terakhir musim kompetisi, Ia lebih berinisiatif membantu serangan ketimbang Belleti, meskipun Michael Essien kembali menempati posisi sebagai bek kanan dalam ajang Final Liga Champion 2008 di Moskow, pemain Portugal tersebut bahkan tidak pernah dimainkan.
Setelah menandatangani kontrak baru selama lima tahun kedepan pada Februari 2008, Paulo mungkin melihat masa depannya ketika bermain dibawah asuhan mantan pelatih Internasionalnya, Luiz Felipe Scholari, namun tanda-tanda dari hal tersebut tak kunjung tiba, ketika dia hanya bermain tujuh menit untuk menggantikan pemain anyar Jose Bosingwa.
Hal itu tidak terjadi sampai Guus Hiddink datang pada Februari 2009 yang membuat Ferreira mulai bermain kembali di ajang Liga Utama Inggris, menjadi pelapis Ashley Cole di bek kiri setelah Wayne Bridge pindah yang membuatnya menjadi cadangan utama pada posisi itu.
Paulo tertinggal jauh diantara kedua pemain baik Bosingwa maupun pemain serbaguna Branislav Ivanovic dalam komposisinya sebagai bek kanan, Bosingwa juga menggantikan posisinya sebagai bek kanan di skuad Timnas. Dengan total 3 kali penampilan dari babak pertama dan 9 kali pertandingan sebagai pemain cadangan pada musim 2008/09 yang diakhiri 3 bulan sebelum musim berakhir karena cedera Ligamen.
Untuk kembali merumput sedikitnya Ia membutuhkan waktu lebih dari enam bulan, saat bermain selama 90 menit melawan QPR di ajang piala Carling pada September 2009, menunjukkan komitmen yang luar biasa bagi karir profesionalnya yang berjalan lamban.
Ia terus meningkatkan performanya di ajang Piala Carling, bahkan mencetak gol dari jarak dekat ke gawang Blackburn, yang menjadi gol keduanya bagi Chelsea dan gol ketiga dalam karir sepakbolanya.
Entah Ia termasuk atau tidak dalam skuad tim inti Liga Champion, dikarenakan pemainnya hanya dibatasi 25 orang dan harus memenuhi jumlah pemain asli Inggris, Paulo memastikan kelanjutan aksinya di San Siro, ketika Florent Malouda bermain sebagai Bek Kiri dalam kemenangan 2-1 atas Inter.
Seperti Chelsea yang terus melaju dengan menorehkan sejarah meraih Double Winner dibawah pelatih Carlo Ancelotti dan bersamaan dengan cederanya Ivanovic dan Bosingwa, Paulo memainkan peran penting di lini pertahanan saat kemenangan di Old Trafford yang membawa tim kembali ke puncak klasemen sementara. Ia bermain di semi final Piala FA ketika mengalahkan Villa, dan 10 pertandingan Liga Inggris bahkan hampir tak membiarkan seorangpun melewatinya, meskipun ia tidak bermain setelah kemenangan 7-0 atas Stoke pada akhir April, namun Ia telah berbuat banyak dalam meraih dua gelar musim itu.
Mengawali musim 2010/11 sebagai pemain inti, namun tidak lama karena digantikan oleh Ivanovic, dan kemudian pada pertandingan musim ketika sudah kembali pulih, Bosingwa, adalah pilihan utama dibandingkan Paulo yang secara kontroversial dipilih oleh Carlo Ancelotti sebagai bek tengah ketimbang pemain muda Jeffrey Bruma yang telah terbukti menjalani pertandingan kandang yang berat saat dikalahkan Sunderland.
Jarang terpilih sebagai pemain inti pada paruh musim keduanya di Chelsea, namun diantara 29 kali penampilannya dia telah mencatat angka 200 kali penampilan bagi Klub.
Penampilan bek veteran di musim 2011/12 ini agak terbatas, dengan kompetisi di posisi bek kanan cukup berat. Meski begitu Paulo tetap menjadi anggota tim yang sangat diandalkan baik bagi Andre Villas-Boas maupun Roberto Di Matteo. Ia masuk saat laga berjalan setengah jam di White Hart Lane pada Desember dan mampu melakukan man-marking yang mengingatkan kita semua dengan kemampuannya di masa lalu.

Ia juga terlibat sebagai starter di perempat-final leg pertama Liga Champions melawan Benfica di Lisbon, dan sekali lagi menampilkan penampilan yang solid.
Sebelum Di Chelsea

Paulo mengawali karier sepakbolanya di klub Estorial di Praia, sebuah kota dekat tempat kelahirannya, sebelum pindah ke Vitooria Setubal pada 2000.  Setelah tampil mengesankan di Divisi I Portugal, Ia mendapatkan kesempatan untuk pindah ke Porto dimana reputasinya mulai menanjak di klub tersebut. Meraih gelar Liga, Piala Liga dan akhirnya Piala UEFA untuk musim pertamanya yang luar biasa di klub, sebelum menjalani pertandingan-pertandingan Porto di ajang liga Champion dan berhasil menggondol juara Liga Champion pada musim keduanya di klub.
Debut Internasional

Dengan performa bertahannya yang tangguh dan konsisten, Paulo Muda menjadi pemain Timnas dalam waktu enam bulan sejak penandatanganan kontraknya di Porto dari klub papan bawah Vitoria Setubal, debutnya pada 2002 di pertandingan persahabatan melawan Inggris di Stadion Villa Park.
Namun pesta besar negaranya pada musim panas di ajang Piala Eropa 2004 terlalu biasa baginya. Ia tidak dimainkan lagi oleh pelatih Timnas saat itu Luiz Felipe Scholari, setelah melakukan kesalahan pada pertandingan pembukaan, dan hanya dimainkan pada pertengahan babak ketika dikalahkan Yunani di Final.
Namun Ia telah meraih gelar bek kanan terbaik Eropa pada musim sebelumnya dan kembali menjadi pilihan utama Portugal dalam kurun waktu kedatangannya ke Chelsea.
Namun Ia harus beradaptasi di tingkat internasional untuk menjadi pilihan utama Timnas Portugal di posisi Bek Kiri, posisi yang ditempatinya selama ajang Piala Eropa 2008 hingga dikalahkan di perempat final oleh Jerman, dan dengan beberapa alasan, dia berhak mendapatkan poin atas usahanya menerobos rekan satu timnya di Klub Michael Ballack, ketika mencoba mempertahankan kemenangan.
Dua tahun kemudian, di ajang Piala Dunia Afrika, Ia hanya bermain satu kali dan pensiun dari Timnas setelahnya dengan koleksi 62 kali pertandingannya untuk negaranya.

sumber:  http://indo.chelseafc.com/player/15

Tidak ada komentar:

Posting Komentar